Cara Menyimpan ASI yang Benar
Ibu yang bekerja, atau yang memiliki ASI berlebih
biasanya akan menyimpan ASI untuk persediaan.
Tapi sebaiknya kita harus tahu
bagaimanakarakteristik dan aroma pd asi juga ASI bisa disimpan berapa lama?
Bagaimana penyimpanan ASI yang benar? Bagaimana menyiapkan ASI setelah
penyimpanan?
Karakteristik dan Aroma Pada ASI
Banyak orang membayangkan bahwa ASI tampak seperti
susu sapi yg homogen, yang tidak terpisah lapisannya sampai kapanpun
(homogenized) . ASI akan terpisah menjadi 2 lapisan jika didiamkan selama
beberapa lama. Lapisan atas yg biasanya lebih kental warnanya kaya akan lemak.
Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah perlahan wadah berisi ASI peras tsb,
hingga menjadi larutan homogen kembali.
Tampilan dari ASI berbeda2 sesuai dengan waktu dan kandungannya. Termasuk
kandungan lemak dan warna dari ASI. Jumlah lemak dalam ASI akan fluktuatif dari
hari ke hari.
Bahkan saat ASI yg keluar di menit2 awal akan berbeda
warna dan tampilannya. ASI yang dikeluarkan saat pertama kali proses pemerahan
/ pemompaan akan terlihat "lebih encer" dari ASI yang dikeluarkan di
menit2 berikutnya. Karena itu disebut FOREMILK (kaya akan protein).
Sedangkan ASI yg keluar beberapa menit kemudian akan
terlihat lebih kental. Atau disebut juga dg HINDMILK (kaya akan lemak). Warna
dari ASI juga bervariasi tergantung dari apa yg ibu konsumsi. Pewarna makanan
dalam minuman soda, minuman buah2an dan hidangan penutup yang mengandung
gelatin diduga akanmembuat warna ASI menjadi pink atau oranye
kemerahmudaan.
ASI yang berwarna hijau dikorelasikan dengan ibu yang
mengkonsumsi minuman segar yang berwarna hijau, seperti rumput laut, atau
sayuran berwarna hijau.
ASI yang berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal ini dapat terjadi
jika ibu mengalami dengan atau tanpa puting lecet. Jika puting ibu lecet dan
berdarah, ibu dapat menghubungi klinik laktasi untuk mendapatkan saran
penyembuhan.
Darah dalam ASI tidak berbahaya bagi bayi, dan ibu
dapat terus menyusui. Jika darah dalam ASI tidak juga membaik dalam waktu 2
minggu, segera konsultasikan dengan dokter.
Bagaimana dg aroma atau rasanya ?! Umumnya ASI segar
berbau / beraroma manis.
Sesekali ASI beku yang dicairkan akan beraroma spt
sabun dan terkadang bayi tidak mau meminumnya. Hal ini disebabkan perubahan
struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yg mendadak. Sehingga proses
kerja enzim lipase terganggu. Krn itu tidak disarankan memanaskan ASI
peras/pompa pada suhu tinggi, ataupun setelah dipanaskan langsung dibekukan kembali.
Jika ASI peras berbau asam, maka bisa jadi ASI telah
basi dan buanglah. Intinya selama ASI peras/pompa disimpan sesuai dgn tata cara
penyimpanan yg benar maka ASI tidak akan basi.
Wadah penyimpanan ASI
Pertanyaan yg sering diajukan para ibu, terutama ibu
bekerja adalah apakah butuh wadah khusus ? Tidak ada aturan khusus harus
menggunakan botol atau wadah khusus. Intinya gunakan wadah yg bisa tertutup
rapat. Ibu bisa menggunakan botol kaca, wadah yg punya tutup dan berwarna
bening, dan wadah yg punya tutup dan berwarna. Dan tentu saja selalu
dibersihkan & disterilkan sebelum digunakan.
ASI peras/pompa sebaiknya disimpan dalam jumlah sedikit (cukup utk sekali minum
+ 60 ml). Agar tidak ada ASI yg tersisa dan terbuang. ASI juga dapat disimpan
dalam kantung plastik bening. Namun hal ini tidak terlalu disarankan, karena
mudah bocor dan ASI akan terbuang.
Tata cara Menyimpan ASI
Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague,
memiliki kisaran waktu berapa lama ASI dapat disimpan dalam suhu tertentu :
* Suhu ruang (19 - 22c ) antara 4 sampai 10 jam
* Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0 - 4c antara 2
sampai 3 hari. Freezer pd kulkas berpintu
satu (suhu variatif < 4c ) : bisa sampai 2 minggu
* Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif <
4c ) : 3 sampai 4 bulan
* Freezer khusus ( -19c ) : 6 bulan atau lebih
Interval waktu tsb amat sangat bervariatif tergantung
kondisi dari lokasi penyimpanan.
Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak
terlalu lama menyimpan ASI peras. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan
pertumbuhan & perkembangan anak. Krnnya jika ibu memilki ASI peras berlebih
tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.
Jika tidak ada lemari pendingin
Ada atau tidaknya lemari pendingin/kulkas bukan hambatan
bagi ibu utk menyimpan ASI. Artinya jika ditempat ibu bekerja ataupun saat ibu
bepergian jauh utk waktu lama dan tidak ditemukannya kulkas, maka ibu dapat
menyimpan botol (wadah) berisi ASI peras/pompa dalam termos es yg telah diisi
es batu tentunya. Jika es batu mencair, ibu bisa menggantinya lagi. Atau ada
juga cooler khusus utk mendinginkan lebih lama dg blue ice.
Tips memberikan ASI peras/pompa
Berikut tips singkat utk memberikan ASI yg telah
disimpan bagi si kecil :
* Untuk ASI yg dibekukan (dari freezer), amat
disarankan agar ASI dicairkan terlebih dahulu di kulkas bawah. Dan bukan di
suhu ruang. Setelah mencair, aliri wadah berisi ASI pada kran
air hangat atau rendamlah dengan air hangat.
* JANGAN menghangatkan ASI dalam suhu tinggi. Dan JANGAN
merebus ASI.
Karena jelas zat nutrisi dalam ASI akan rusak. Terutama zat anti infeksi
/ zat imun !
* JANGAN menggunakan microwave utk menghangatkan ASI.
* Kocoklah secara perlahan sebelum diberikan ke bayi.
* Berikan dg sendok, pipet, dsb. Untuk bayi < 4 bl
disarankan utk tidak menggunakan dot, karena adanya resiko bingung putting .
ASI yg tersisa jika ingin disimpan kembali di refrigerator sebaiknya digunakan
< 24 jam. Meski hal ini tidak direkomendasikan. Karena itu simpanlah ASI
dalam jumlah yg cukup (sekali minum) agar cairan emas tsb tdk terbuang.
Dg mengetahui cara menyimpan ASI dan karakteristiknya,
semoga semakin banyak ibu2 yang bekerja maupun yang akan bepergian tidak ragu
lagi / segan dalam memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya.
Bidan Irma Toriqoh, Am.Keb